Selasa, 19 Maret 2013

Pencuri Hati

Oleh : Muhammad Rizal Syifauddin

Bel istirahat telah berbunyi, menandakan siswa-siswi yang sedang kelaparan menyerbu kantin untuk mengisi cacing-cacing yang terus berteriak. Percakapan antara dua sahabat, sayup-sayup terdengar.
“Makannya  jadi cowok itu yang maco dikit kenapa sih, Rik? liat sendirikan kalo loe masih kaya gini terus, mana ada cewek yang naksir sama loe!” ucap  Siska dengan nada menyindir
“Biarin! loe siapa gue ngatur-ngatur? Bokap, Nyokap gue aja kagak sewot. Loe aja yang berlebihan. Udahlah males gue kalo ngomongin masalah ini. Gue mau dapet cewek yang baik-baik. Gak kayak cewek sekarang yang mudah takluk sama cowok yang modal tampang.“  Sahutku sinis
Riko pun segera berlalu meninggalkan Siska, ia sengaja meninggalkan sahabatnya itu di kantin. Riko dapat membayangkan bagaimana ekspresi Siska yang sangat kesal dan marah. Ingin sekali Riko tertawa, tapi ia memilih untuk menahannya. ‘gak lucu banget kalo gue sampe ketawa, gue kan lagi kesel!’ ucapnya dalam hati.
Riko Dewanto, itulah namanya. Dia berteman lama dengan Siska. Persahabatan mereka terjalin dari kecil, dan kebetulan Riko satu sekolah dengan Siska. Sayangnya Riko tidak satu kelas dengan Siska, sahabatnya.
***
  Sore harinya.
“Fad, bantu gue yah? Please. Gue mau dalam minggu ini, gue punya pacar. Gue mau tunjukin sama si Siska jelek, kalo gue ini cowok sejati yang bisa membuat para cewek kelepek-kelepek karena ketampanan gue” ucap Riko pada Fadli, temannya
“What? Are you serious? loe mau punya cewek? Katanya yang diliat cewek sekarang cuma tampang doang? Lah, loe kan tampang pas-pasan mana bisa cewek takluk sama loe. Hahaha..” ucap Fadli bergurau
“Sialan.. tampang gue bukan pas-pasan, tapi unik. Langka nih, tampang kaya gue. Kalo bukan karna si Siska jelek, gue gak bakalan mau punya cewek dulu. Gue sakit hati Fad, harkat dan martabat gue sebagai cowok terinjak-injak. Gue mau buktiin ke Siska jelek kalo gue bisa punya cewek” balas Riko berapi-api
“Oke-oke Rik, gue percaya sama loe. Sebagai temen yang baik dan juga tampan tentunya, gue bakal bantuin loe” canda Fadli.
 “Oke!! Thank’s, Fad. Loe emang temen gue yang baik, itupun kadang-kadang dan yang pasti loe gak tampan.”
“Sialan loe, jangan meragukan ketampanan gue. Buktinya gue udah punya cewek. Sedangkan loe? Hahah.. Iya sama-sama. Rik, sedikit saran aja nih. Mending loe lepas deh kacamata kuda loe, baju loe juga jangan kuno gini. Ubah penampilan loe, ya.. biar modis dikitlah.” ucap Fadli.
  Riko memikirkan perkataan Fadli. Merubah penampilan? Mungkin ada benarnya ucapan Fadli, Riko terlalu ‘kuno’. Mana ada cewek yang tertarik sama cowok yang ketinggalan zaman? ucap Riko dalam hati.
 Dan sejak saat itulah Riko ingin merubah penampilannya menjadi lebih tampan. Setelah Riko merubah penampilannya. Dia mematut dirinya di depan cermin seraya berujar ‘Loe semakin tampan Riko Dewanto’.
***
  Esok harinya di sekolah. Riko berubah menjadi pangeran dadakan. Banyak sekali cewek yang mengeluh-eluhkan namanya. Setiap ia berjalan, selalu saja ada cewek-cewek yang memanggil namanya sekedar untuk menyapa dan memberikan senyum termanis miliknya. Hal itu berlangsung hingga hari ini, hari kesepuluhnya. Riko mulai jenuh dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Semenjak ia berubah menjadi pangeran tampan, hubungan pertemanannya dengan Siska merenggang.
“Bukan perubahan ini yang gue mau. Perubahan yang merubah hubungan pertemanan kita.” gumam Riko pada dirinya sendiri. Riko merasa sangat kehilangan sahabat yang selama ini di sisinya.
“Gue harus merubahnya. Yaa.. harus.” tekad Riko. Ia berencana untuk menemui Siska di sekolah untuk mengungkapkan perasaan kehilangannya pada Siska.
***
Kantin sekolah sangatlah sunyi, sudah sepuluh menit berlalu Riko dan Siska pun terdiam membisu. Hanya keheningan diantara keduanya.
“Rik, katanya loe mau ngomong? Apaan? Bentar lagi masuk nih!” ucap Siska memecahkan keheningan yang terjadi
“Sis, akhir-akhir ini kok loe ngejauh dari gue?” tanya Riko to the point
“Loe kan lagi tebar pesona sama cewek-cewek satu sekolah. Masa iya gue ganggu” balas Siska ketus
“Tapi, gue gak suka Sis. Gue gak butuh cewek-cewek genit itu. Gue butuh loe, Cuma loe yang gue butuhin. Gue sayang loe Sis, loe mau jadi pacar gue?” tanya Riko lagi.
 Siska sangat terkejut mendengar pertanyaan, atau mungkin lebih tepatnya pernyataan cinta Riko. Siska sangat bingung, apa yang harus ia jawab.
“Loe sahabat gue rik. Tapi, loe adalah sahabat yang mencuri hati gue. Gue mau jadi pacar loe, Riko Dewanto.” ucap Siska dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

***

0 komentar:

Posting Komentar