Pencuri Hati
Oleh : Muhammad Rizal Syifauddin
Bel istirahat telah berbunyi, menandakan siswa-siswi
yang sedang kelaparan menyerbu kantin untuk mengisi cacing-cacing yang terus
berteriak. Percakapan antara dua sahabat, sayup-sayup terdengar.
“Makannya
jadi cowok itu yang maco dikit kenapa sih, Rik? liat sendirikan kalo loe
masih kaya gini terus, mana ada cewek yang naksir sama loe!” ucap Siska dengan nada menyindir
“Biarin! loe siapa gue ngatur-ngatur? Bokap, Nyokap
gue aja kagak sewot. Loe aja yang berlebihan. Udahlah males gue kalo ngomongin
masalah ini. Gue mau dapet cewek yang baik-baik. Gak kayak cewek sekarang yang
mudah takluk sama cowok yang modal tampang.“
Sahutku sinis
Riko pun segera berlalu meninggalkan Siska, ia
sengaja meninggalkan sahabatnya itu di kantin. Riko dapat membayangkan
bagaimana ekspresi Siska yang sangat kesal dan marah. Ingin sekali Riko
tertawa, tapi ia memilih untuk menahannya. ‘gak
lucu banget kalo gue sampe ketawa, gue kan lagi kesel!’ ucapnya dalam hati.
Riko Dewanto, itulah namanya. Dia berteman lama
dengan Siska. Persahabatan mereka terjalin dari kecil, dan kebetulan Riko satu
sekolah dengan Siska. Sayangnya Riko tidak satu kelas dengan Siska, sahabatnya.
***
Sore
harinya.
“Fad, bantu gue yah? Please. Gue mau dalam minggu ini, gue punya pacar. Gue mau tunjukin
sama si Siska jelek, kalo gue ini cowok sejati yang bisa membuat para cewek
kelepek-kelepek karena ketampanan gue” ucap Riko pada Fadli, temannya
“What? Are you
serious? loe mau punya cewek? Katanya yang diliat cewek
sekarang cuma tampang doang? Lah, loe kan tampang pas-pasan mana bisa cewek
takluk sama loe. Hahaha..” ucap Fadli bergurau
“Sialan.. tampang gue bukan pas-pasan, tapi unik.
Langka nih, tampang kaya gue. Kalo bukan karna si Siska jelek, gue gak bakalan
mau punya cewek dulu. Gue sakit hati Fad, harkat dan martabat gue sebagai cowok
terinjak-injak. Gue mau buktiin ke Siska jelek kalo gue bisa punya cewek” balas
Riko berapi-api
“Oke-oke Rik, gue percaya sama loe. Sebagai temen
yang baik dan juga tampan tentunya, gue bakal bantuin loe” canda Fadli.
“Oke!! Thank’s, Fad. Loe emang temen gue yang
baik, itupun kadang-kadang dan yang pasti loe gak tampan.”
“Sialan loe, jangan meragukan ketampanan gue.
Buktinya gue udah punya cewek. Sedangkan loe? Hahah.. Iya sama-sama. Rik,
sedikit saran aja nih. Mending loe lepas deh kacamata kuda loe, baju loe juga
jangan kuno gini. Ubah penampilan loe, ya.. biar modis dikitlah.” ucap Fadli.
Riko
memikirkan perkataan Fadli. Merubah
penampilan? Mungkin ada benarnya ucapan Fadli, Riko terlalu ‘kuno’. Mana ada
cewek yang tertarik sama cowok yang ketinggalan zaman? ucap Riko dalam
hati.
Dan sejak
saat itulah Riko ingin merubah penampilannya menjadi lebih tampan. Setelah Riko
merubah penampilannya. Dia mematut dirinya di depan cermin seraya berujar ‘Loe
semakin tampan Riko Dewanto’.
***
Esok harinya
di sekolah. Riko berubah menjadi pangeran dadakan. Banyak sekali cewek yang
mengeluh-eluhkan namanya. Setiap ia berjalan, selalu saja ada cewek-cewek yang
memanggil namanya sekedar untuk menyapa dan memberikan senyum termanis
miliknya. Hal itu berlangsung hingga hari ini, hari kesepuluhnya. Riko mulai
jenuh dengan perubahan yang terjadi pada dirinya. Semenjak ia berubah menjadi
pangeran tampan, hubungan pertemanannya dengan Siska merenggang.
“Bukan perubahan ini yang gue mau. Perubahan yang
merubah hubungan pertemanan kita.” gumam Riko pada dirinya sendiri. Riko merasa
sangat kehilangan sahabat yang selama ini di sisinya.
“Gue harus merubahnya. Yaa.. harus.” tekad Riko. Ia
berencana untuk menemui Siska di sekolah untuk mengungkapkan perasaan
kehilangannya pada Siska.
***
Kantin sekolah sangatlah sunyi, sudah sepuluh menit
berlalu Riko dan Siska pun terdiam membisu. Hanya keheningan diantara keduanya.
“Rik, katanya loe mau ngomong? Apaan? Bentar lagi
masuk nih!” ucap Siska memecahkan keheningan yang terjadi
“Sis, akhir-akhir ini kok loe ngejauh dari gue?”
tanya Riko to the point
“Loe kan lagi tebar pesona sama cewek-cewek satu
sekolah. Masa iya gue ganggu” balas Siska ketus
“Tapi, gue gak suka Sis. Gue gak butuh cewek-cewek
genit itu. Gue butuh loe, Cuma loe yang gue butuhin. Gue sayang loe Sis, loe
mau jadi pacar gue?” tanya Riko lagi.
Siska sangat
terkejut mendengar pertanyaan, atau mungkin lebih tepatnya pernyataan cinta
Riko. Siska sangat bingung, apa yang harus ia jawab.
“Loe sahabat gue rik. Tapi, loe adalah sahabat yang
mencuri hati gue. Gue mau jadi pacar loe, Riko Dewanto.” ucap Siska dengan
senyum yang menghiasi wajahnya.
***
0 komentar:
Posting Komentar