Gang Sembilan
Oleh : Marchia Kalyanitta
Kalian
tahu daerah Gang Sembilan di daerah
Jakarta Pusat yang sedang naik pamornya karena digosipkan banyak cerita mistis
dari warga sekitar? Ya, awalnya aku tak percaya hingga suatu sore…
Begini ceritanya,
Jumat, 22
September 2011
“Ta? Lo tahu
pgang yang ada di daerah Kemang itu?”
“Ha? Yang
dimana? Emang lo kira gang di Kemang Cuma satu?!” Jawabku ketus
“Duhhh!!! Itu
looooh gang yang sering terjadi kasus kecelakaan atau apalah gitu”
“Ooh iya kalau
itu sih gue tau. Kenapa?”
“Itu kan mistis
banget katanya”
“Gang Sembilan
kan? Ah gue sering tuh lewat situ. Kenapa sih emangnya?” aku mengulang kembali
pertanyaanku.
“Iya… gitu deh
katanya dua hari yang lalu ada kecelekaan lagi didepan gangnya, mati Ta!!!” Kata Yolan begitu semangat
menceritakan tragedi itu
“Oh… ya itu sih
takdir” jawabku masih stay cool
“Ah lo kok
kayaknya no sense sih sama cerita horror gitu! Kenapa? Gak
percaya?” Tanya Yolan terheran-heran
“Ya… gak gitu
Lan, tapi gue sih percaya sama Tuhan jadi slow”
jawabku masih dengan nada yang amat sangat santai.
“Hih! Yaudah
deh, oh iya Ta nanti ada rapat OSIS dulu ya ngumpul jam 3”
“Sip” Jawabku
singkat. Ya ya memang kalau diingat-ingat gang Sembilan itu selalu horror.
Entahlah selama ini tapi aku belum merasakan apa-apa.
Hingga Sore
itu….
“Oke jadi
kegiatan kita besok mengurus segala keperluan pemilihan ketua OSIS dan
kru-krunya ya!”
“Ta? Udah mau
maghrib, lo masih berani lewat gang Sembilan? Pencahayaannya kan kurang Ta”
Tanya Maya.
“Iya May, gak
apa-apa kok” walau sebenarnya aku juga agak takut
Beneran
deh kata Maya, pencahayaannya kurang banget! Mana sepi lagi ah! Tau gitu aku
pesan taksi saja lewat jalan lebar.
“srrrreeekkk” bunyi suara disekitar
tempat sampah membuatku tersentak kaget. Lalu seketika aku mencium bau wangi
yang sangat mencekam. Seperti mawar dan melati… Ah apalah!
Aku
berlari sekencang yang aku bisa menuju ke ujung gang dan tanpa berpikir panjang
segera meloncati portal setinggi setengah meter lebih. Aku terjatuh dan aku
terus berlari tak memperdulikan lalu lintas yang malam itu untungnya agak sepi.
Aku berlari hingga aku tak melihat gang yang gelap itu lagi.
“Assalamualaikum…” ucapku sambil membuka
pintu ruang utama sambil tersendat-sendat nafasku.
“wa alaikum salam… masyaallah! Nak! Kamu
kenapa? Kok lecet-lecet begitu kamu? Berantem sama siapa? Habis di kejar sama
anjing Pak Bayat?” teriak Ibu histeris
“enggak kok bu,
aku habis kesandung portal tadi pas lewat gang” jawabku menahan perih
“kok bisa? Kamu
lari?” Tanya ibu sambil berlari menuju dapur mengambil kotak P3K dan duduk
disampingku
“Iya bu, aku
takut…” jawabku malu-malu
“Tumben? Kok
kamu gak naik taksi aja kalau gitu. Bahaya loh”
“Iya bu… tadi
aku mau sok berani … uji nyali gitu
deh”
“Loh? Emang
kenapa?” Tanya Ibu heran.
“Loh? Emang Ibu
belum tahu ya?” jawabku lebih heran.
“gang Sembilan
kan katanya gang mistis gitu didaerah kemang, bu”
“Ah biasa saja”
jawab Ibu masih tidak percaya.
“Bu… masa tadi
aku denger suara-suara gitu terus kecium bau melati sama mawar gitu, bu…”
jawabku sambil memeluk Ibu.
“Suara apa,
sayang?” Tanya Ibu sambil mengelus rambutku
“Suara disekitar
tempat sampah besar itu”
“Lah ya wong di gang Sembilan banyak kucingnya.
Lagi nyari makan kali mereka disitu atau ngejar tikus atau malahan itu tikus
lagi kejar-kejaran” jawab Ibu sambil tertawa.
“Terus? Ibu bisa
jelasin gak kenapa disitu ada bau mawar sama melati? Padahal di gang gak ada
tanaman mawar atau melati sama sekali” Tanyaku memburu tak sabaran.
“Oh kalau itu
sih karena…”
“Karena apa bu?
Jawab dong bu…” aku paling gak suka kalau ada orang yang cerita Cuma
setengah-setengah
“Bener nih mau
tau? Nanti kamu gak mau lewat gang itu lagi?” Jawab Ibu yang semakin saja
membuatku penasaran.
“Iya bu… Ada apa
memang? Setannya? Jawab bu…” sambil merengek akhirnya Ibu menceritakan.
“Hush! Kamu tuh
korban film banget sih Ta! Bukan, ini sama sekali gak ada hubungannya sama
setan, kuntilanak, genderuwo, pocong, atau apalah”
“Terus kenapa
dong bu? Tanyaku makin penasaran.
“Lah masa sih
kamu gak tau? Dibelakang gang Sembilan kan ada Pabrik Sabun baru, Ta… limbah
sabunnya itu sebagian masuk ke dalam parit-parit disekitar gang Sembilan” Jawab
Ibu santai
“Tapi kok aku
belum pernah menciumnya?” Tanyaku masih penasaran.
“Ya karena kamu
selama ini kamu lewat gang pas pulangnya kurang dari jam empat melulu. Air
limbahnya dibuang setiap jam lima keatas, sayang” jawab Ibu sambil masih
mengelus rambutku
“Jadi bukan
karena hal mistis?”
“Ya bukan… itu
sih emang dasarnya aja kamu penakut” Goda Ibu
Hehe aku jadi
malu sendiri, sambil berusaha berdiri untuk mandi akhirnya aku beranjak dari
sofa dan mencium Ibuku
“Ibu emang
paling bisa balikin mood aku lagi
deh! Makasih bu”
“Iya sayang,
kembali kasih”
Malam
itu mungkin malam pertama dan semoga terakhirku mendapatkan kejadian mistis
yang sangat amat konyol.
***
0 komentar:
Posting Komentar