Cinta, Cita, dan Harapan
Oleh : Rifa Nur Fathya
Perkenalan
ini dimulai dari sebuah lembaga pendidikan yang berdiri di permukaan bumi
dengan tanah seluas 3000 meter persegi,awalnya aku tidak mengenal siapa dia tetapi
lambat laun aku mengenalnya dan menjadi pengagum gelapnya,jadi secara garis
besar aku dgn dia hanya sebatas tahu, bukan teman. sebut saja dia Marwan,dia adalah seorang
kakak kelas yang menjadi idola disekolahku,dia berperawakan ganteng,dan pintar
terbukti dari prestasi-prestasi dalam berbagai bidang,salah satunya adalah bidang
kesenian.
Hari
demi hari di lembaga pendidikan tersebut,aku melewati berbagai pengalaman seru
bersama teman-teman,hingga pada akhirnya Marwan mengajakku untuk
bermain peran di Grup Teater miliknya. ”Haii,Kenalin nama saya Marwan” ucap kak marwan sambil menjulurkan tangannya. “Iya
kak saya sudah tau,kenalin nama saya Tita,ngomong-ngomong ada apa ya kak” ucap ku. ” Jadi begini Tita,saya perwakilan dari regu teater
ingin mengundang kamu untuk ikut di tim teater kami.” Aku pun kaget mendengar tawaran kak Marwan.“Hmmm
gitu,tapi kak saya ga punya bakat dalam seni teater.nilai seni budaya saya pun
jelek.” Dengan
wajah ragu aku menjawabnya.“Jangan
merendah lah Tita, saya percaya kamu pasti bisa dalam
ber-acting hanya saja belum ter-asah,begini saja simpan nomor HP saya,jika kamu
udah berminat langsung hubungi saya aja,ini nomornya 021876890xxx” sambil menulis di sebuah kertas
kecil lalu mengasihkannya kepadaku “Oke kak,saya pikirin mateng-mateng dulu deh”. “Oke see you ya Tita” ucap kak
marwan sambil meninggalkan
ku.
Itulah
perkenalan singkat ku dengan orang yang ku kagumi disekolah,Setelah
dipikir-pikir aku mulai tertarik dengan teater,tetapi dalam pikiranku aku
melakukan teater bukan untuk belajar ber-acting,tetapi hanya untuk mendapat
perhatian lebih dari kak Marwan.
Hari
selanjutnya aku melakukan latihan dengan grup teater disekolah ku,tentu saja
dengan orang yang aku kagumi itu,perlahan-lahan tumbuhlah rasa suka didalam
hatiku,tetapi aku tidak berani mengatakan langsung kepada kakak kelasku itu.
tetapi banyak temanku bilang bahwa aku adalah salah satu orang yang
beruntung,karena
apa? karena
aku didekati oleh kak Marwan,sampai-sampai
ada kakak kelas perempuanku yang tidak senang denganku,karna aku dekat dengan
Marwan.Tapi itulah hidup jika ingin mengejar sesuatu pasti ada pengorbanannya.
Setelah
menunggu waktu yang tepat,aku mengatakan yang sejujurnya kepada kakak kelasku
itu. Dengan rasa
deg-degkan aku mengatakannya kepada kak marwan “ Kak aku ingin
ngomong sama kakak!”
ucapku dan aku enggak
berani melihat wajah kak marwan. “mau ngomong apa ta?” ucap kak marwan dengan nada penasaran. “Jadi
begini kak,beberapa hari terakhir ini aku sering mikirin kaka,mungkin ini waktu
yang tepat kak,aku mau bilang aku suka kaka” ucapku sambil malu-malu. “oh
kamu suka sama kaka?ko bisa?tapi maaf Tita kaka lagi mementingkan karir kaka dibidang
per-actingan jadi kaka belum bisa mikirin masalah pacaran-pacaran yang ga
terlalu penting itu.emang kaka tau kamu udah dewasa begitupun kaka Cuma kaka
masih ingin berkarya selama kaka masih muda” ucap kak marwan. “Yaudah kak,aku
Cuma mau ngomong itu doang tapi makasih ya kak udah buat perasaan ku
lega,soalnya aku udah pendam perasaan ini sejak lama.” Ucapku.
Setelah
aku pikir-pikir perkataan kakak kelasku itu memang benar “berkarya selama masih
muda” mulai saat itulah pikiranku terbuka untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya
agar bisa memetiknya dimasa yang akan datang.
Tahun demi tahun,bulan demi bulan,
aku lulus dari Lembaga pendidikan ini dengan predikat nilai yang memuaskan,aku
melanjutkan pendidikan ku ke jenjang yang lebih tinggi,syukurnya aku
mendapatkan SNMPTN dari universitas ternama di kota Bogor dan fakultas yang aku
inginkan pula.
Tibalah hari yang aku tunggu-tunggu
yaitu hari peng-ospekan,atau dengan kata lain aku sebagai mahasiswi baru akan
diperkenalkan tentang lingkungan yang berada di sekitar kampus,bukan itu saja
aku mendapat teman-teman baru diantaranya adalah Ferry dan Mega. Mereka semua
baik,dan sampai saat ini masih baik,kedepannya aku gak tau.
Dan
tidak disangka-sangka aku melihat laki-laki yang mirip dengan idaman ku dulu
“Marwan” di Universitas ini. “mungkinkah ini jodoh” tetapi aku berpikir hanya
“mungkin” karena aku tahu jodoh ada ditangan
Tuhan. Karna aku ingin memastikan dia Marwan atau bukan,akhirnya aku
memberanikan diri untuk berkenalan dengan nya setelah aku berkenalan dengannya
ternayata Bukan.dia bukan Marwan yang dulu aku kenal,nama dia adalah Dirman.
Selidik
demi selidik,Dirman adalah seorang anak laki-laki yang manis ternyata keturunan
asli jawa yang berumur lebih tua 1 tahun dariku,dia adalah mahasiswa semester 3
ditempat ku menimba ilmu. Sejak pertama kali aku menyapanya mungkin dia sudah
menaruh rasa kepadaku,bukan karna aku terlalu percaya diri,aku mengatakan hal
seperti itu karena,memang kenyataannya dia selalu menggangguku disaat waktuku
senggang,tentu saja hal inilah yang membuatku tidak enak hati karena kelakuan
Dirman yang selalu berlebihan,dan terlalu mencari muka dihadapan teman-temanku.
Dan
ternyata benar,beberapa hari kemudian Dirman mengatakan rasa sukanya kepadaku,tetapi aku menolaknya secara
halus,sehalus Marwan menolak ku diwaktu aku masih menjadi wanita yang labil “Dirman maaf,bukan maksud saya
untuk ga nerima rasa suka kamu,tapi kitakan masih muda saya ingin
mengembangkan,dan menggali potensi yang ada dalam diri saya ini” begitulah
kata-kata bijak keluar dari mulutku dan akhirnya Dirman pun memakluminya dan
lambat-laun kami hanya menjadi teman biasa yang saling mensupport jika aku
sedang jatuh dimana datang dan memberi semangat
kepadaku,dan sebaliknya.
Hari
demi hari terlewati tidak terasa sudah beberapa tahun ini aku hidup sendiri
tanpa ada pendamping,tetapi itu bukanlah suatu penyesalan dalam hidupku. tetapi
itu adalah sebuah komitmen yang dapat aku jaga untuk masa depanku.
Hingga
pada akhirnya aku bertemu dengan sesosok Pria berpakaian rapih. Ia pun menjulurkan tangannya
kepadaku dan berkata “Kamu
Tita
kan? Masih ingat dengan ku?”.
Aku bingung dan kaget ketika melihatnya, Ternyata dia adalah... “Aku ingat kak,nama kakak Marwan
kan?benerkan?’’
ucapku sambil tersenyum malu.“Oh
Tita ,kamu
masih mengenal saya,bagaimana kabarmu?”
kak marwan pun tersenyum malu-malu. “Tentu
ingat lah,kakak kan dulu fans aku,kabar aku baik kak” ucapku sambil terselipkan candaan “ Bisa aja deh,syukur deh kalo
baik-baik saja,ngomong-ngomong kita ngobrolnya di cafĂ© punya ku saja yuk.” “Maaf kak,aku gabisa kalo hari
ini,bagaimana kalo lain waktu?soalnya aku ada tugas mengajar” ucapku. “ Oh jadi kamu ini seorang Dosen
perguruan tinggi sekarang? Hebat ya!”
ucap kak marwan dengan wajah yang amat bangga. “Ya begitulah kak,ini semua berkat
kata-kata kakak “berkarya selama masih muda” dulu kakak pernah ngomong gitu
kan? Maaf kak, sudah waktunya aku ke kampus, aku duluan ya.” Lalu aku Pergi meninggalkan kak marwan
sambil melambaikan tangan serta memberinya senyuman.
Itulah
percakapan singkatku dengan kak Marwan, Hingga pada suatu sore ada sebuah pesan
singkat yang berasal dari nomor tidak dikenal dan pesan singkat itu bertuliskan
“Tita
ini aku Marwan,aku bukan seorang pejantan tangguh yang dapat menyatakan sebuah
perasaan suka atau cinta kepada seorang wanita idamannya secara langsung,tapi
aku ingin kita bertemu untuk kedua kalinya di Cafeku besok? Will you?” dan pada
saat itu juga aku langsung menerima ajakan tersebut.
Pada
waktu yang telah ditentukan aku menuju ke Cafe tersebut dan di cafe tersebut
aku mencari meja bernomor 19, itu dia meja bernomor 19 yang berada di pojok
kanan,telah terisi oleh seorang pria idamanku itu. Dan tidak lama kemudian pria
itu melambai kearahku,dengan maksud agar aku datang ke meja bernomor 19 itu.
Menit
demi menit,detik demi detik kami melewati berbagai topik mulai dari
pendidikan,pekerjaan,dan tidak kalah penting adalah Status. Yang kesemuanya itu
berujung kepada ledekan atau ejakan yang dapat mencairkan suasana romantisme di
cafe tersebut,hingga sampailah kepada obrolan yang serius menurutku kak Marwan
mengatakan hal yang tidak dapat aku lupakan sampai sekarang. Dan sejak saat itulah kami mulai
berganti status yang awalnya hanya sebagai teman biasa,bahkan bisa disebut
bukan teman hanya sebatas tahu, sekarang bisa berubah status menjadi berpacaran
dan syukurnya sampai saat ini aku masih menjalani hubungan kasih sayang
tersebut dengan orang yang aku cinta,jadi itulah kisah hidupku yang memadukan
antara Cinta,Cita,dan Harapan.
***
0 komentar:
Posting Komentar