Selasa, 19 Maret 2013

Cinta, Cita, dan Harapan

Oleh : Rifa Nur Fathya

Perkenalan ini dimulai dari sebuah lembaga pendidikan yang berdiri di permukaan bumi dengan tanah seluas 3000 meter persegi,awalnya aku tidak mengenal siapa dia tetapi lambat laun aku mengenalnya dan menjadi pengagum gelapnya,jadi secara garis besar aku dgn dia hanya sebatas tahu, bukan teman. sebut saja dia Marwan,dia adalah seorang kakak kelas yang menjadi idola disekolahku,dia berperawakan ganteng,dan pintar terbukti dari prestasi-prestasi dalam berbagai bidang,salah satunya adalah bidang kesenian.

Hari demi hari di lembaga pendidikan tersebut,aku melewati berbagai pengalaman seru bersama teman-teman,hingga pada akhirnya Marwan mengajakku untuk bermain peran di Grup Teater miliknya.Haii,Kenalin nama saya Marwan” ucap kak marwan sambil menjulurkan tangannya. “Iya kak saya sudah tau,kenalin nama saya Tita,ngomong-ngomong ada apa ya kak” ucap ku. Jadi begini Tita,saya perwakilan dari regu teater ingin mengundang kamu untuk ikut di tim teater kami.” Aku pun kaget mendengar tawaran kak Marwan.“Hmmm gitu,tapi kak saya ga punya bakat dalam seni teater.nilai seni budaya saya pun jelek.Dengan wajah ragu aku menjawabnya.Jangan merendah lah Tita, saya percaya kamu pasti bisa dalam ber-acting hanya saja belum ter-asah,begini saja simpan nomor HP saya,jika kamu udah berminat langsung hubungi saya aja,ini nomornya 021876890xxx sambil menulis di sebuah kertas kecil lalu mengasihkannya kepadakuOke kak,saya pikirin mateng-mateng dulu deh”. “Oke see you ya Tita” ucap kak marwan sambil meninggalkan ku.

Itulah perkenalan singkat ku dengan orang yang ku kagumi disekolah,Setelah dipikir-pikir aku mulai tertarik dengan teater,tetapi dalam pikiranku aku melakukan teater bukan untuk belajar ber-acting,tetapi hanya untuk mendapat perhatian lebih dari kak Marwan.

Hari selanjutnya aku melakukan latihan dengan grup teater disekolah ku,tentu saja dengan orang yang aku kagumi itu,perlahan-lahan tumbuhlah rasa suka didalam hatiku,tetapi aku tidak berani mengatakan langsung kepada kakak kelasku itu. tetapi banyak temanku bilang bahwa aku adalah salah satu orang yang beruntung,karena apa? karena aku didekati oleh kak Marwan,sampai-sampai ada kakak kelas perempuanku yang tidak senang denganku,karna aku dekat dengan Marwan.Tapi itulah hidup jika ingin mengejar sesuatu pasti ada pengorbanannya.

Setelah menunggu waktu yang tepat,aku mengatakan yang sejujurnya kepada kakak kelasku itu. Dengan rasa deg-degkan aku mengatakannya kepada kak marwan “ Kak aku ingin ngomong sama kakak! ucapku dan aku enggak berani melihat wajah kak marwan. “mau ngomong apa ta?” ucap kak marwan dengan nada penasaran. “Jadi begini kak,beberapa hari terakhir ini aku sering mikirin kaka,mungkin ini waktu yang tepat kak,aku mau bilang aku suka kaka” ucapku sambil malu-malu. “oh kamu suka sama kaka?ko bisa?tapi maaf Tita kaka lagi mementingkan karir kaka dibidang per-actingan jadi kaka belum bisa mikirin masalah pacaran-pacaran yang ga terlalu penting itu.emang kaka tau kamu udah dewasa begitupun kaka Cuma kaka masih ingin berkarya selama kaka masih muda” ucap kak marwan. “Yaudah kak,aku Cuma mau ngomong itu doang tapi makasih ya kak udah buat perasaan ku lega,soalnya aku udah pendam perasaan ini sejak lama. Ucapku.

Setelah aku pikir-pikir perkataan kakak kelasku itu memang benar “berkarya selama masih muda” mulai saat itulah pikiranku terbuka untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya agar bisa memetiknya dimasa yang akan datang.

            Tahun demi tahun,bulan demi bulan, aku lulus dari Lembaga pendidikan ini dengan predikat nilai yang memuaskan,aku melanjutkan pendidikan ku ke jenjang yang lebih tinggi,syukurnya aku mendapatkan SNMPTN dari universitas ternama di kota Bogor dan fakultas yang aku inginkan pula.

            Tibalah hari yang aku tunggu-tunggu yaitu hari peng-ospekan,atau dengan kata lain aku sebagai mahasiswi baru akan diperkenalkan tentang lingkungan yang berada di sekitar kampus,bukan itu saja aku mendapat teman-teman baru diantaranya adalah Ferry dan Mega. Mereka semua baik,dan sampai saat ini masih baik,kedepannya aku gak tau.

Dan tidak disangka-sangka aku melihat laki-laki yang mirip dengan idaman ku dulu “Marwan” di Universitas ini. “mungkinkah ini jodoh” tetapi aku berpikir hanya “mungkin” karena aku tahu jodoh ada ditangan Tuhan. Karna aku ingin memastikan dia Marwan atau bukan,akhirnya aku memberanikan diri untuk berkenalan dengan nya setelah aku berkenalan dengannya ternayata Bukan.dia bukan Marwan yang dulu aku kenal,nama dia adalah Dirman.

Selidik demi selidik,Dirman adalah seorang anak laki-laki yang manis ternyata keturunan asli jawa yang berumur lebih tua 1 tahun dariku,dia adalah mahasiswa semester 3 ditempat ku menimba ilmu. Sejak pertama kali aku menyapanya mungkin dia sudah menaruh rasa kepadaku,bukan karna aku terlalu percaya diri,aku mengatakan hal seperti itu karena,memang kenyataannya dia selalu menggangguku disaat waktuku senggang,tentu saja hal inilah yang membuatku tidak enak hati karena kelakuan Dirman yang selalu berlebihan,dan terlalu mencari muka dihadapan teman-temanku.

Dan ternyata benar,beberapa hari kemudian Dirman mengatakan rasa sukanya  kepadaku,tetapi aku menolaknya secara halus,sehalus Marwan menolak ku diwaktu aku masih menjadi wanita yang labil “Dirman maaf,bukan maksud saya untuk ga nerima rasa suka kamu,tapi kitakan masih muda saya ingin mengembangkan,dan menggali potensi yang ada dalam diri saya ini” begitulah kata-kata bijak keluar dari mulutku dan akhirnya Dirman pun memakluminya dan lambat-laun kami hanya menjadi teman biasa yang saling mensupport jika aku sedang jatuh dimana datang dan memberi semangat kepadaku,dan sebaliknya.

Hari demi hari terlewati tidak terasa sudah beberapa tahun ini aku hidup sendiri tanpa ada pendamping,tetapi itu bukanlah suatu penyesalan dalam hidupku. tetapi itu adalah sebuah komitmen yang dapat aku jaga untuk masa depanku.

Hingga pada akhirnya aku bertemu dengan sesosok Pria berpakaian rapih. Ia pun menjulurkan tangannya kepadaku dan berkata Kamu Tita kan? Masih ingat dengan ku?. Aku bingung dan kaget ketika melihatnya, Ternyata dia adalah...Aku ingat kak,nama kakak Marwan kan?benerkan?’’ ucapku sambil tersenyum malu.Oh Tita ,kamu masih mengenal saya,bagaimana kabarmu? kak marwan pun tersenyum malu-malu. Tentu ingat lah,kakak kan dulu fans aku,kabar aku baik kak ucapku sambil terselipkan candaan Bisa aja deh,syukur deh kalo baik-baik saja,ngomong-ngomong kita ngobrolnya di cafĂ© punya ku saja yuk. Maaf kak,aku gabisa kalo hari ini,bagaimana kalo lain waktu?soalnya aku ada tugas mengajar ucapku. Oh jadi kamu ini seorang Dosen perguruan tinggi sekarang? Hebat ya! ucap kak marwan dengan wajah yang amat bangga. Ya begitulah kak,ini semua berkat kata-kata kakak “berkarya selama masih muda” dulu kakak pernah ngomong gitu kan? Maaf kak, sudah waktunya aku ke kampus, aku duluan ya. Lalu aku Pergi meninggalkan kak marwan sambil melambaikan tangan serta memberinya senyuman.

Itulah percakapan singkatku dengan kak Marwan, Hingga pada suatu sore ada sebuah pesan singkat yang berasal dari nomor tidak dikenal dan pesan singkat itu bertuliskan “Tita ini aku Marwan,aku bukan seorang pejantan tangguh yang dapat menyatakan sebuah perasaan suka atau cinta kepada seorang wanita idamannya secara langsung,tapi aku ingin kita bertemu untuk kedua kalinya di Cafeku besok? Will you?” dan pada saat itu juga aku langsung menerima ajakan tersebut.

Pada waktu yang telah ditentukan aku menuju ke Cafe tersebut dan di cafe tersebut aku mencari meja bernomor 19, itu dia meja bernomor 19 yang berada di pojok kanan,telah terisi oleh seorang pria idamanku itu. Dan tidak lama kemudian pria itu melambai kearahku,dengan maksud agar aku datang ke meja bernomor 19 itu.

Menit demi menit,detik demi detik kami melewati berbagai topik mulai dari pendidikan,pekerjaan,dan tidak kalah penting adalah Status. Yang kesemuanya itu berujung kepada ledekan atau ejakan yang dapat mencairkan suasana romantisme di cafe tersebut,hingga sampailah kepada obrolan yang serius menurutku kak Marwan mengatakan hal yang tidak dapat aku lupakan sampai sekarang. Dan sejak saat itulah kami mulai berganti status yang awalnya hanya sebagai teman biasa,bahkan bisa disebut bukan teman hanya sebatas tahu, sekarang bisa berubah status menjadi berpacaran dan syukurnya sampai saat ini aku masih menjalani hubungan kasih sayang tersebut dengan orang yang aku cinta,jadi itulah kisah hidupku yang memadukan antara Cinta,Cita,dan Harapan.

***

0 komentar:

Posting Komentar