Akhir Sebuah Persahabatan
Oleh : Ridho Faruqi
Aku punya dua orang sahabat kami selalu
bersama kemanapun kami pergi. Aku bertemu mereka karena satu hal yaitu
skateboarding dan juga kami satu sekolah bahkan satu kelas, mereka adalah Zaki
dan Rakha, Kita bagaikan tak terpisahkan kami selalu bersama, jika ada diantara
kami yang hilang layaknya mobil tanpa
roda, kami tidak bisa berjalan jika diantara kami tidak ada.
Disekolah, seperti biasa kami
berkumpul di sudut kelas ceritakan semua tentang kita, masalah kita bahkan hal
yang tidak penting kita bicarakan, “TEEEET” bell masuk pun berbunyi kami pun
langsung duduk ditempat masing masing lalu guru pun datang “Assalamuallaikum
anak anak” sapa bu Nuris guru bahasa Arab kami, “waallaikumsama bu” jawab kami
sekelas, “ya anak anak hari ini juga kita ulangan harian yang ke dua, siapkan
alat tulis nya” ucap bu Nuris, betapa terkejutnya kami akan hal itu karena tidak
ada pemberitahuan sebelumnya, maka aku, Rakha dan Zaki pun langsung membuat
rencana untuk mencontek dan kami punya tugas yang berbeda yaitu Zaki bertugas
untuk melihat buku, Rakha bertugas untuk menutupi dan mengalihkan perhatian
sedangkan aku menulis jawaban yang kemudian mereka salin, rencana kami berjalan
dengan sukses kami berhasil menjawab semua soal yang ada dan tidak ketahuan
oleh bu Nuris, setelah selesai kami mengumpulkan kertas ulangan dan keluar
kelas, kami pun langsung menertertawai kejadian tadi dan berharap mendapatkan
nilai yang bagus.
Sepulang sekolah kami pun
merencanakan untuk bermain skateboard jam lima sore ini maka kami pun bergegas
pulang kerumah masing masing untuk istirahat, lalu pada jam setengah lima aku
pun dijemput oleh mereka berdua untuk bermain skateboard di lapangan basket
depan sekolah kami, sesampainya di sana kami langsung berseluncur memainkan
semua trik yang kami bisa, diantara kami bertiga Rakha adalah yang terhebat dia
memiliki lompatan yang tinggi dan bisa melakukan banyak trik lebih dari pada
aku dan Zaki, lalu aku pun memberikan tantangan kepada Rakha untuk melompati
sebuah motor yang sedang terparkir di sisi lapangan basket dan Rakha pun
menyanggupi tantangan itu sementara aku bersiap untuk merekamnya, Rakha mengambil
ancang ancang lalu berseluncur kencang menuju motor itu lalu “TRAKK” dia
berhasil melompati motor itu dengan mulus, serentak orang yang ada di sekitar
situ terkagum kagum dan bertepuk tangan, aku pun salut dengannya, setelah satu
jam bermain kami lelah dan memutuskan untuk beristirahat sejenak, lalu aku
membeli minum untuk aku bagi bagikan, kami duduk bersama di pinggir lapangan
basket, saat itu melintas seorang perempuan cantik yang seumuran dengan kami,
Zaki dan Rakha langsung memandangnya tanpa henti, mereka sepertinya tertarik
dengan perempuan itu, tak lama setelah itu kami langsung pulang kerumah masing
– masing dan tak lupa kami memberikan salam rahasia kami.
Esok harinya seperti biasanya aku
melakukan aktivitas monoton yang menjemukan, tetapi berkat sahabat sahabat aku
semua lebih berwarna kami selalu mencari sesuatu yang baru dan selalu menemukan
sesuatu yang menarik lalu sepertinya Rakha dan Zaki mencoba hal yang baru yaitu
untuk memiliki pacar, tetapi aku menemukan sesuatu yang salah karena mereka
menyukai satu perempuan yang sama, pada awalnya mereka tidak mengetahui bahwa
mereka berdua menyukai satu perempuan yang sama tetapi lama kelamaan mereka
saling mengetahui.
Hari demi hari kami lalui bersama
seperti biasa tetapi ada satu hal yang berbeda, aku melihat mulai ada jarak
antara Rakha dan Zaki, mereka bersaing untuk mendapatkan satu perempuan, karena
tidak ingin ini menjadi buruk aku menanyakan hal ini pada Rakha, di rumahnya
aku menanyakan semua hal tentang ini sampai mengetahui bahwa perempuan yang
mereka perebutkan itu adalah perempuan yang ada di lapangan saat kami istirahat
setelah bermain skateboard dan namanya adalah Putri, saat itu petang dan hari
mulai gelap tetapi aku masih berbincang dengan Rakha, kami telah banyak
membicarakan tentang dia dan Zaki serta Putri, lalu aku mulai terbawa emosi
saat Rakha menceritakan semua kejelekan Zaki dan apa yang dilakukan Zaki
dibelakang aku, aku sangat marah pada Zaki lalu Rakha berencana untuk memusuhi
Zaki, aku pun mengiyakan rencana itu karena aku sangat marah sekali atas apa
yang dilakukan Zaki.
Di sekolah aku dan rakha pindah
tempat duduk untuk menjauhi Zaki, saat istirahat pun kami tidak bersama seperti
dulu, sekarang hanya aku dan Rakha saja menjalaninya bersama, lalu ada satu
guru yang menanyakan kepada aku “ do, mana Zaki? Biasanya bareng terus” Tanya
guru, “ada bu di kelasnya” kata aku “ tumben gak bareng bareng jalannya?” Tanya
guru lagi “ gakpapa bu Zakinya lagi sibuk dikelas”kataku “ ooh yasudah, jangan
lupa Pr nya ya.” , “ iya bu salamualaikum”, memang aneh saat kami tidak bersama
sama karena sebelumnya kami terkenal sangat kompak di dalam atau di luar
sekolah, lalu Rakha datang menghampiriku yg sedang duduk di kursi depan
perpustakaan “ do sialan si Zaki udah jadian sama putri” kata Rakha, “hah?
Iyatah?” Tanya aku, “iya do, aduuh.. sialan” jawab Rakha, aku tidak berkomentar
banyak soal itu.
Setelah Zaki sudah berpacaran dan
persaingan antara Rakha dan Zaki pun berakhir tapi semanya tidak kembali normal
kami semua masih saling memusuhi bahkan semakin memanas kini mereka bersaing
dalam segala hal, aku tidak mengira semuanya akan seperti ini, sebenarnya ada
dalam hati ku untuk minta maaf pada Zaki karena telah memusuhinya tetapi aku
takut mengecewakan Rakha karena tidak memusuhi Zaki, kini aku bingung apakah
yang harus aku lakukan? Apa aku harus meninggal kan saja mereka berdua dan
tidak berpihak pada siapapun?, tapi aku tidak ingin ini semua berakhir seperti
ini aku pun berusaha untuk kembali menyatukan mereka, tapi apa daya mereka
sulit untuk disatukan seperti dulu, bahkan Rakha marah padaku karena aku
melakukannya.
Satu bulan menjelan ujian nasional
aku dan seluruh murid kelas Sembilan sibuk mempersiapkan diri untuk
menhadapinya, namun aku, Rakha dan Zaki masih saja bermusuhan, aku sadar jika
tidak ada yang memulai kami tidak akan menyatu lagi karena itu aku akan minta
maaf pada Zaki besok, sebelumnya aku pergi kerumah Rakha untuk membicarakannya,
saat tiba aku dirumah Rakha aku langsung menjelaskannya “ Rak, kita ingin
seperti dulu lagi” kataku, “ apa maksudnya do? Tanya Rakha, “ ayo kita minta
maaf sama Zaki” kataku, “ ahh gak mau.. ngapain do? Pokoknya gua gak mau maafan
sama Zaki” kata Rakha, “ yasudah kalo gitu biar gua aja yang minta maaf”
kataku, lalu aku pulang kerumah ku.
Pagi hari saat kelas belum masuk aku
menghampiri Zaki yang sedang duduk di bangku kelas “hay zak” kataku, “ apa do?
“ Tanya nya, “ gini zak, gua mau minta maaf sama lo karena sudah musuhin lo
selama ini, gua sadar gua salah zak, gua mau kita seperti dulu lagi zak seperti
seharusnya, lo mau kan maafin gua? Kataku, “ iya do, gua sebenernya gak pernah
marah sama lo do” kata Zaki, “ makasih ya zak” jawab ku, disitu aku dan Zaki
berbincang bincang banyak hal sampai aku tahu
ternyata apa yang di ceritakan Rakha tentang Zaki tidak ada sedikit pun
yang benar Rakha hanya memfitnah agar aku memusuhi Zaki.
Setelah bermaafan dengan zaki aku
mengharapkan kita yang dulu, tetapi apa boleh buat kita tidak pernah bersama
seperti dulu lagi, seperti halnya rantai yang sangat kuat namun setelah putus
rantai itu tidak bisa untuk di satukan lagi bahkan jika bisa tidak akan bisa
dirangkai sekuat sebelum putus, seperti itulah kami, persahabatan kami berakhir
sampai disini.
***
0 komentar:
Posting Komentar